Maha Suci Allaah Dari Jism

Maha Suci Allah Dari Jism - TAFSIR (1)

لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ

[Surat Asy-Syura 11]

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah baik dari satu segi maupun semua segi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

Penjelasan
1. Ayat ini adalah ayat yang paling jelas di dalam al Qur'an yang menjelaskan tentang kesucian Allah dari menyerupai makhluk-Nya secara total.
2. Lafadz شىء dalam ayat di atas berbentuk nakiroh dan berada dalam struktur kalimat nafi (negatif), dalam ilmu balaghoh berfaidah syumul (menyeluruh); tanpa ada pengecualian.

Sehingga 'شيء' dalam ayat ini berarti segala sesuatu selain Allah (alam/makhluk), tanpa ada pengecualian.

Segala sesuatu selain Allah (alam) secara umum terklasifikasi menjadi dua bagian, yaitu Benda (Jauhar) dan Sifat benda ('aradl).

Benda ada dua macam, yaitu:
1. Jauhar al Fard, yaitu benda yang tidak bisa dibagi-bagi, karena telah mencapai batas terkecil.
2. Jisim, yaitu benda yang tersusun dari dua Jauhar al Fard atau lebih atau benda yang memiliki panjang, lebar dan kedalaman.

Selanjutnya jisim ada dua macam, yaitu:
1. Jisim katsif, yaitu jisim yang bisa disentuh dengan tangan seperti manusia, batu, pohon dan semisalnya
2. Jisim Lathif, yaitu jisim yang tidak bisa disentuh dengan tangan, seperti udara, cahaya, kegelapan dan semacamnya.

Kesimpulan
Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya
Artinya:
➡️Allah bukan benda (jawhar) dan tidak disifati dengan sifat benda ('aradl).
➡️Allah bukan jawhar al fardl dan juga bukan jisim.
➡️Allah bukan jisim katsif dan bukan jisim lathif.
➡️Allah tidak disifati dengan sifat benda seperti berubah, berada pada arah dan tempat, memiliki bentuk dan ukuran, memiliki warna dan sifat benda lainya.

 

  • Allah maha mendengar dan maha melihat, Karena telah ditegaskan sebelumnya bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk maka:
    Pendengaran Allah tidak sama dengan pendengaran makhluk, Allah mendengar segala sesuatu tanpa membutuhkan pada telinga atau piranti lainya, berbeda dengan pendengaran makhluk yang membutuhkan pada piranti-piranti tersebut dan terbatas.
    Pengelihatan Allah tidak sama dengan penglihatan makhluk, Allah melihat segala sesuatu tanpa membutuhkan pada mata, cahaya dan piranti lainya, berbeda dengan penglihatan kita yang membutuhkan pada piranti-piranti tersebut, dan terbatas.