Berbagai Macam Fitnah

Menghadapi Berbagai Macam Fitnah Dengan Beramal Sholeh

Khutbah Berbagai Macam Fitnah
Saudara-saudara seiman
Rasûlullâh shallallâhu ‘alayhi wasallam telah memberitahukan tentang datangnya
berbagai macam fitnah yang pasti akan tiba dan menganjurkan untuk bersegera
melakukan amal-amal shaleh sebelum hati disibukkan dengan fitnah-fitnah yang
akan muncul. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda :
Hadits Nabi
Maknanya: “Bersegeralah melakukan amal-amal shaleh sebelum muncul fitnahfitnah bak potongan-potongan malam yang gelap gulita, di mana bisa jadi seseorang berstatus mukmin di pagi hari dan di sore hari berubah menjadi kafir
atau di sore hari dia berstatus mukmin dan pagi esoknya berubah menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan harta atau kepentingan duniawi.” (H.R. Muslim)

Hadits ini berisi anjuran untuk menyegerakan melakukan amal-amal shaleh
sebelum orang tidak bisa melakukannya dan disibukkan dengan fitnah-fitnah
yang muncul, yang semakin banyak dan bertumpuk-tumpuk seperti
bertumpuknya kegelapan malam yang pekat di saat rembulan tidak bersinar,
bukan di saat rembulan bersinar.
Dalam hadits ini Rasûlullâh menggambarkan salah satu macam kedahsyatan fitnah-fitnah tersebut, yaitu ketika seseorang di
waktu sore beriman kemudian pagi esoknya berubah menjadi kafir atau
sebaliknya. Ini tidak akan terjadi –saudara-saudaraku- kecuali karena besarnya
fitnah-fitnah yang terjadi tersebut, sehingga dalam tempo satu hari saja
seseorang berbalik dari mukmin menjadi kafir atau sebaliknya, na’ûdzu billâh min
dzâlik.

Dalam riwayat Abû Dâwûd
Riwayat Abu Dawud
ِMaknanya: “Sungguh akan muncul fitnah-fitnah sebelum kiamat tiba seperti potongan-potongan malam yang gelap, di mana saat itu di pagi hari seseorang berstatus mukmin dan di sore harinya berubah menjadi kafir dan di sore hari ia berstatus mukmin dan pagi besoknya menjadi kafir, di saat itu orang yang tidak terlibat dalam fitnah-fitnah tersebut lebih baik dari orang yang terlibat, maka hancurkanlah busur-busur kalian, patah-patahkanlah anak panah kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke bebatuan, jika mengenai salah seorang di antara kalian maka hendaklah ia menjadi seperti yang terbaik di antara dua putra Âdam.” (H.R. Abû Dâwûd)
yakni seperti Hâbîl yang dibunuh oleh saudaranya Qâbîl sebagaimana disebutkan kisahnya dalam al Qur`an surat al Mâidah:
Surat Al Maidah 27 sampai 30
Maknanya: “Dan ceritakanlah (wahai Muhammad) yang sebenarnya kepada
mereka tentang kisah kedua putra Âdam, ketika keduanya mempersembahkan
kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Hâbîl) diterima dan dari
yang lain (Qâbîl) tidak diterima. Dia (Qâbîl) berkata, “Sungguh, aku pasti
membunuhmu!” Dia (Hâbîl) berkata, “Sesungguhnya Allâh hanya menerima (amal)
dari orang yang bertaqwa. Sungguh, jika engkau (Qâbîl) menggerakkan tanganmu
kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku
kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allâh, Tuhan seluruh alam.
Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa
(membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka;
dan itulah balasan bagi orang yang zhalim. Maka nafsu (Qâbîl) mendorongnya
untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya,
maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.” (Q.S. al Mâidah: 27-30)

Dalam riwayat Abû Dâwûd juga:
Imam Abu Dawud
Maknanya: “Sungguh di hadapan kalian ada fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap, di mana saat itu di pagi hari seseorang berstatus
mukmin dan di sore harinya berubah menjadi kafir dan di sore hari ia berstatus
mukmin dan pagi besoknya berubah menjadi kafir, di saat itu orang yang tidak
terlibat dalam fitnah-fitnah tersebut lebih baik dari orang yang terlibat”. Para
sahabat bertanya: Lalu apakah yang anda perintahkan kepada kami?, Nabi
menjawab: “Tetaplah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan jangan terlibat
dalam fitnah-fitnah tersebut.” (H.R. Abû Dâwûd)
Perintah ini tidak lain dikarenakan besarnya keharaman membunuh seorang
muslim tanpa hak dan kekhawatiran terseret hingga seseorang terjatuh dalam
kezhaliman yang besar. Imam Ahmad juga meriwayatkan dalam Musnad-nya dari
Sa’îd ibn Zaid, ia berkata: Rasûlullâh menyebutkan berbagai macam fitnah
seperti potongan-potongan malam yang gelap, aku melihat Nabi bersabda:
Riwayat Imam Ahmad
ِMaknanya: “Orang-orang bisa berubah dengan cepat dan terlibat dalam fitnah-fitnah tersebut”. Para sahabat bertanya: Apakah mereka semua celaka ataukah
sebagian saja?, Nabi menjawab: “Cukuplah menjadi bahaya bagi mereka dengan
melakukan pembunuhan.” (H.R. Ahmad)

Mudah-mudahan Allâh melindungi kita dari terseret ke dalam berbagai macam
fitnah dan melakukan dosa-dosa yang membinasakan.
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.
Wa-Allaahu A'lamu Wa Ahkam.